top of page
  • Instagram

Lolita: Pedofil yang Jatuh Cinta (1962 vs 1997)

Monica Lauda Christi

SINOPSIS

Profesor Humbert, seorang pria paruh baya, datang ke Amerika untuk bekerja sebagai tenaga pengajar di New Hampshire. Ia bertemu Dolores Haze, anak Charlotte Haze yang berumur 14 tahun, di rumah sewaannya dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Cintanya yang tidak wajar menuntunnya untuk menikahi Charlotte hanya untuk berada dekat dengan Lolita.


REVIEW

Pada versi 1962, film dimulai dengan adegan pembunuhan Quilty. Adegan tersebut terdapat pada akhir film pada versi 1997. Hal ini cukup berpengaruh terhadap kemisteriusan sosok penculik/pencuri yang mengambil Lolita dari Humbert. Kami pribadi lebih setuju dengan versi 1997 karena, selain adegan pembunuhan yang dibawakan dengan luar biasa oleh Jeremy Irons dan Frank Langella, tetapi ceritanya jadi lebih misterius dan menimbulkan pertanyaan mengapa tokoh Humbert membacakan pernyataan terhadap Juri pengadilan. Sehingga kita sebagai penonton dibuat bertanya-tanya apakah Humbert diadili karena perbuatan pedofilnya ataukah hal lain? (dalam kasus ini pembunuhan Quilty)


Pemilihan aktor dan aktris dalam kedua versi Lolita menurut kami sudah sangat sesuai. Dalam lolita 1962 Shelley Winters, yang berbadan cukup berisi, dipilih untuk memerankan Charlotte Maze. Sedangkan dalam Lolita 1997, peran tersebut diperankan oleh Melanie Griffith yang sedikit lebih langsing. Meskipun hal ini berhubungan dengan isi diary Hubert yang menyebut Charlotte sebagai ‘sapi’, tetapi secara keseluruhan Melanie Griffith tetap berhasil dalam memerankan Charlotte.


Dalam styling dan make up, terdapat cukup banyak perbedaan di antara kedua film. Pada Lolita 1962, James Mason dibuat terlihat lebih tua jika dibandingkan dengan Jeremy Irons pada Lolita 1997. Kami tidak tahu sebenarnya apa yang membuat James Mason terlihat lebih tua, tetapi memang image yang dibawakan oleh James Mason terlihat lebih seperti pedofil jika dibandingkan dengan Jeremy Irons. Jeremy Irons memiliki figur yang lebih fit jika dibandingkan dengan James Mason, tetapi juga dari segi rambut dan wajah yang bersih dari kumis atau jenggot membuatnya terlihat lebih muda.


Untuk karakter Lolita, pada versi 1962, Sue Lyons yang seharusnya masih berumur 14 tahun dalam film, terlihat lebih dewasa daripada umurnya, dengan gaya pakaian yang anggun, seperti gaun-gaun, yang membuatnya terlihat sangat cantik. Pada versi 1997, wardrobe sangat berbeda karena di kebanyakan bagian dalam film, Dominique Swain mengenakan busana ‘summer’ dengan celana pendek dan atasan seperti crop top ataupun seperti bralette, yang bisa dikaitkan juga dengan pakaian anak remaja pada musim panas. Hal ini juga memberikan kesan lebih vulgar atau terbuka pada Dominique Swain.


Ini adalah titik yang paling membedakan antara kedua film, yang juga menjadi pengaruh besar dalam menentukan rating untuk kedua film. Dalam Lolita 1997, terdapat unsur monolog, di mana Humbert menceritakan pikiran dan perasaan yang ia alami di sepanjang film. Unsur inilah yang membuat kami dan penonton lainnya bisa bersimpati dengan perasaan Humbert, meskipun pada kenyataannya apa yang dialami oleh Humbert merupakan sebuah peristiwa yang tidak wajar dan bahkan bisa dikatakan ‘menjijikkan’ oleh beberapa orang. Tetapi dengan adanya monolog yang menceritakan betapa besarnya rasa cinta Humbert terhadap Lolita, rasa jijik atau pandangan tabu tersebut dapat dikurangi atau bahkan dibalikkan menjadi rasa simpati terhadap sosok pedofil ini. Hal inilah yang hilang dalam Lolita versi 1962. Ada atau tidak adanya unsur monolog membuat penokohan tokoh Humbert dalam kedua film menjadi berkebalikan. Di satu sisi Humbert dalam Lolita 1997 digambarkan sebagai seorang hopeless romantic terhadap Lolita, dan di sisi lain, Humbert dalam Lolita 1962 terlihat seperti orang tua predator yang secara tidak sengaja bertemu dengan Lolita dan memanfaatkan Lolita sebagai objek nafsunya. Penokohan hopeless romantic pada versi 1997 juga dibantu dengan adanya latar kejadian traumatis pada masa kecil Humbert, di mana gadis yang dicintainya waktu itu jatuh sakit dan meninggal, sehingga menciptakan bekas luka di diri Humbert yang serasa disembuhkan ketika ia bertemu Lolita.


Di sisi lain, perlakuan Humbert terhadap Lolita pada versi 1997 juga bisa dikatakan telah ‘merusak’ Lolita. Hal ini bisa dilihat dari adegan di mana Lolita yang tidak diperbolehkan mengikuti pementasan drama di sekolahnya membujuk Humbert dengan cara merayu Humbert menggunakan seksualitasnya (menyentuh bagian selangkangan Humbert, padahal masih pake seragam sekolah), sehingga pada akhirnya ia diperbolehkan untuk mengikuti drama sekolah dan uang jajannya dinaikkan menjadi 2 dolar dari yang tadinya hanya 1 dolar saja. Selain adegan tersebut, terdapat pula adegan di mana Humbert yang merasa Lolita sudah berbohong dan berencana untuk kabur dari Humbert, terlibat dalam pertengkaran hebat di mana keduanya saling berteriak dan Humbert meminta Lolita untuk mengembalikan uangnya. Secara tiba-tiba Lolita berteriak “I earn this money!” (maksudnya dia udah ngeseks berkali-kali sama Humbert untuk bisa ngumpulin uang segitu) dan Humbert pun menamparnya dengan keras. Kedua adegan tersebut mampu memperlihatkan bagaimana Humbert telah merusak Lolita dengan memberinya pola pikir bahwa seks=upah atau hadiah. Hal ini juga tidak diperlihatkan di versi 1962. Adegan-adegan tersebut mampu memperlihatkan penokohan yang tidak normal dari karakter Lolita dan Humbert.


Ketidaknormalan ini juga dapat dilihat dari cara Humbert pada versi 1997 yang sering menampar Lolita dalam pertengkaran dan selalu cepat juga dalam meminta maaf, tanpa mau merubah sifatnya yang seperti itu. Hal ini menunjukkan karakter yang abusive tetapi juga narcissistic karena tidak adanya perubahan dalam sifatnya setelah ia meminta maaf berkali-kali. Sayangnya penokohan seperti ini juga tidak dapat ditemukan pada versi 1962.


Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa penokohan dalam versi 1997 jauh lebih berwarna jika dibandingkan dengan versi 1962.


Penokohan tokoh Lolita juga cukup berbeda pada kedua film. Pada versi 1962 tidak diperlihatkan sisi vulgar yang dimiliki oleh Lolita dalam versi 1997. Dalam kedua film, pendekatan secara fisik pertama kali dilakukan oleh Lolita dan bukan Humbert. Tokoh Humbert memang menikah dengan Charlotte untuk bisa selalu dekat dengan Lolita, tetapi pendekatan fisik pertama kali dilakukan oleh Lolita pada adegan di hotel setelah ia dijemput Humbert dari perkemahan musim panas.


Kevulgaran ini sangat ditonjolkan pada versi 1997 mulai dari cara Lolita mencium Humbert pada hari kepergiannya ke perkemahan musim panas, hingga pada akhirnya kejadian di hotel, yang memicu hubungannya dengan Humbert. Hal ini ditunjukkan secara terang-terangan di versi 1997 tetapi sama sekali tidak ditunjukkan di versi 1962.


Meskipun demikian, tokoh Lolita pada versi 1997 juga tetap digambarkan seperti anak-anak. Hal ini ditunjukkan dari kebiasaannya untuk mengunyah permen karet dan ribut sendiri seperti anak kecil. Dari caranya menyetel musik keras-keras, suka bersenandung, bermain di kasur yang bisa bergoyang, mengganggu Humbert ketika ia sedang menyetir, serta ketidaksadarannya akan seksualitasnya sendiri dengan cara menempel-nempel ke Humbert, layaknya itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh seorang anak kepada ayahnya.


Dalam versi 1962, tokoh Lolita digambarkan sebagai tokoh yang anggun dan lebih dewasa dibandingkan dengan umurnya. Sifat kekanak-kanakannya lebih tidak terlihat jika dibandingkan dengan Lolita pada versi 1997. Kevulgaran yang sama sekali tidak ditunjukkan pada versi 1962, dapat juga menciptakan kerancuan akan hubungan Humbert dan Lolita bagi orang-orang yang tidak tahu bagaimana ceritanya seharusnya berlangsung.


Tokoh Quilty pada versi 1962 lebih banyak terlihat dalam adegan, sehingga menghilangkan kesan misterius yang dibawakan oleh tokoh Quilty pada versi 1997.


Overall, memang cerita Lolita super keren dan ambigu. Film ini bisa bikin kita simpati sekaligus jijik sama pedofil. Film ini cocok banget buat kalian yang suka memperdalam pengetahuan kalian akan kelainan mental dari orang-orang yang tidak wajar dan melihat mereka bukan hanya sebagai seorang pelaku kejahatan tetapi juga sebagai manusia biasa yang punya keinginan yang mungkin berbeda dari manusia-manusia pada umumnya. Tetapi dibalik semua itu mereka juga hanya manusia yang punya perasaan.

 

RATING INDOKINO


Lolita 1962:

3/5


Lolita 1997:

4/5


 

INFO FILM


Lolita (1962)

Sutradara: Stanley Kubrick

Pemain: Sue Lyon, James Mason, Shelley Winters


Lolita (1997)

Sutradara: Adrian Lyne

Pemain: Dominique Swain, Jeremy Irons, Melanie Griffith


Berdasarkan novel berjudul “Lolita” (1955) oleh Vladimir Nabokov


Follow Instagram kami @indokino untuk konten seputar film setiap harinya!


Comments


MAU REQUEST FILM?
PUNYA KRITIK/SARAN?
KASIH TAU KINOMIN LEWAT FORM INI YA!

Thanks KinoFellas!

© 2023 by Indo Kino. Proudly created with Wix.com

bottom of page